10 Negara yang Tidak Merayakan Tahun Baru, Ini Penjelasannya

sarangkuMedia – Tahun baru masehi merupakan momen yang dirayakan secara global. Namun, tidak semua negara merayakannya dengan tradisi kembang api atau pesta besar-besaran. Beberapa negara memiliki alasan budaya, agama, atau kebijakan tertentu yang membuat mereka tidak merayakan tahun baru sebagaimana negara lain.Berikut adalah sepuluh negara yang tidak merayakan tahun baru dan alasan di baliknya.
1. Arab Saudi
Sebagai negara yang menganut hukum syariat Islam secara ketat, Arab Saudi tidak merayakan tahun baru Masehi. Kalender resmi yang digunakan adalah kalender Hijriah, sehingga tahun baru diperingati pada 1 Muharam.
2. Afghanistan
Di Afghanistan, mayoritas penduduknya mengikuti tradisi Islam yang kuat. Tahun baru Masehi tidak memiliki tempat khusus dalam budaya mereka. Sebagai gantinya, masyarakat lebih banyak merayakan Nowruz, tahun baru Persia, yang jatuh pada awal musim semi.
3. Iran
Meski kalender Masehi digunakan di beberapa sektor, Iran lebih mengutamakan perayaan Nowruz. Nowruz, yang jatuh pada bulan Maret, adalah tahun baru tradisional Persia dan menjadi bagian penting dari identitas budaya negara tersebut.
4. Korea Utara
Korea Utara memiliki kalender unik yang disebut Kalender Juche, yang didasarkan pada kelahiran pendiri negara, Kim Il-sung. Perayaan tahun baru Masehi tidak mendapat sorotan besar di negara ini. Sebaliknya, momen-momen seperti ulang tahun pemimpin lebih diutamakan.
5. Cina
Cina lebih menonjolkan perayaan Tahun Baru Imlek, yang biasanya jatuh pada akhir Januari atau awal Februari. Tahun Baru Imlek menjadi perayaan besar dengan tradisi panjang, sementara tahun baru Masehi sering kali dirayakan secara terbatas oleh masyarakat perkotaan.
6. India
India memiliki keragaman budaya dan agama yang luar biasa. Meskipun beberapa komunitas merayakan tahun baru Masehi, banyak kelompok lain yang merayakan tahun baru mereka sendiri berdasarkan kalender tradisional, seperti Ugadi di Andhra Pradesh atau Gudi Padwa di Maharashtra.
7. Nepal
Nepal menggunakan kalender Vikram Samvat sebagai kalender nasional, yang berbeda dengan kalender Gregorian. Tahun baru di Nepal biasanya dirayakan pada bulan April sesuai dengan kalender lokal mereka, menjadikannya momen yang lebih penting daripada 1 Januari.
8. Bhutan
Bhutan lebih menonjolkan perayaan Losar, tahun baru tradisional mereka, yang dirayakan berdasarkan kalender lunar. Losar memiliki makna spiritual yang mendalam dan biasanya jatuh pada akhir Februari atau awal Maret.
9. Myanmar
Myanmar merayakan tahun baru mereka, Thingyan, pada bulan April. Thingyan adalah festival air yang penuh warna dan memiliki akar budaya serta religius yang kuat. Oleh karena itu, tahun baru Masehi tidak menjadi fokus utama.
10. Etiopia
Etiopia menggunakan kalender mereka sendiri, yang dikenal sebagai Kalender Ge’ez. Tahun baru di Etiopia, yang disebut Enkutatash, jatuh pada bulan September. Karena itu, perayaan 1 Januari bukanlah tradisi umum di negara ini.
Kesimpulan
Setiap negara memiliki tradisi dan budaya yang unik. Tidak merayakan tahun baru Masehi bukan berarti negara-negara tersebut tidak memiliki perayaan tahun baru, melainkan mereka memiliki momen tahun baru versi lokal. Hal ini mencerminkan keragaman budaya dunia yang patut dihormati dan diapresiasi.